Bagi anda yang bukan orang jawa pasti penasaran tentang apa itu kalender jawa terus bagaimana cara menghitung weton jawa, betul kan?
Nah, Sebelum membahas kalender jawa, bagi anda yang ingin mencetak kalender custom yang sudah ada kalender jawanya, dapat menghubungi corporate gift consultan mahada melalui saluran whatsApp dibawah:
Apa Itu Kalender Jawa?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang unik dan kaya akan nilai budaya, digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menentukan hari baik, weton, dan berbagai acara adat lainnya.
Berbeda dari kalender Masehi yang kita gunakan sehari-hari, kalender Jawa memiliki perhitungan dan nama bulan yang khas, menggabungkan unsur kalender Hindu, Islam, dan kepercayaan lokal masyarakat Jawa.
Sistem ini bahkan mempertimbangkan perhitungan siklus mingguan yang khusus untuk menentukan weton, atau perhitungan hari lahir.
Sejarah Kalender Jawa
Kalender Jawa pertama kali diresmikan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram pada tahun 1633 Masehi. Awalnya, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka, sebuah sistem kalender yang juga digunakan di India dan dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Namun, Sultan Agung merasa perlunya kalender yang lebih mencerminkan identitas budaya Jawa. Dengan demikian, beliau menggabungkan sistem kalender Saka dengan sistem kalender Hijriyah, kalender Islam yang berbasis bulan.
Hasilnya adalah kalender Jawa, sebuah kalender lunisolar yang menggabungkan unsur perhitungan matahari dan bulan.
Bulan di Kalender Jawa
Kalender Jawa memiliki 12 bulan yang setiap namanya mengandung makna filosofis dan simbolik. Berikut adalah daftar bulan-bulan dalam kalender Jawa:
- Sura
- Sapar
- Mulud
- Bakda Mulud
- Jumadilawal
- Jumadilakir
- Rejeb
- Ruwah
- Pasa
- Sawal
- Dulkaidah
- Besar
Setiap bulan ini memiliki jumlah hari yang bervariasi, dengan siklus yang dipengaruhi oleh perhitungan bulan seperti kalender Hijriyah. Masyarakat Jawa sering kali menggunakan bulan-bulan ini untuk menetapkan waktu-waktu penting dalam adat, seperti waktu pernikahan, kelahiran, dan ritual keagamaan.
Cara Menghitung Weton Jawa
Menghitung weton Jawa adalah salah satu tradisi penting dalam budaya Jawa yang digunakan untuk menentukan sifat, keberuntungan, dan kecocokan seseorang. Untuk menghitung weton, kita perlu mengetahui neptu hari dan pasaran. Dalam budaya Jawa, satu minggu terdiri dari 5 pasaran, yaitu:
- Legi (5)
- Pahing (9)
- Pon (7)
- Wage (4)
- Kliwon (8)
Setiap hari dan pasaran memiliki nilai atau neptu tertentu. Misalnya:
- Senin (4), Selasa (3), Rabu (7), Kamis (8), Jumat (6), Sabtu (9), Minggu (5)
- Pasaran: Legi (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8)
Cara menghitung weton, pertama-tama kita gabungkan neptu hari lahir dengan neptu pasaran. Misalnya, jika seseorang lahir pada hari Jumat Kliwon, maka wetonnya dihitung dengan menjumlahkan neptu Jumat (6) dengan Kliwon (8), sehingga hasilnya adalah 14.
Bagi anda yang tidak mengetahui kapan weton lahirnya, bisa di cek menggunakan tools kalkulator weton.
Hasil weton ini sering digunakan dalam berbagai keperluan, seperti menentukan hari baik untuk acara penting, memahami sifat individu, hingga melihat kecocokan pasangan dalam pernikahan. Karena itulah, tradisi menghitung weton masih sangat dijaga dan digunakan hingga sekarang di kalangan masyarakat Jawa.
Kesimpulan
Kalender Jawa bukan hanya alat penanggalan, namun juga simbol kearifan lokal yang masih sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dari perhitungan weton hingga penentuan hari baik, kalender ini memiliki nilai yang lebih dari sekadar waktu, kalender ini bagian dari identitas budaya yang terus hidup dan diwariskan sampai saat ini.