Fountain pen merupakan pulpen berbasis tinta yang memiliki reservoir internal. Pena menarik tinta dari reservoir melalui umpan ke ujung dan mengalirkannya di atas kertas, melalui kombinasi gravitasi dan gaya kapiler.
Mengisi reservoir fountain pen, dilakukan dengan cara manual. Bisa dilakukan dengan menggunakan pipet atau suntikan. Ada pula fountain pen yang mempunyai mekanisme pengisian internal dengan cara hisap. Tinta dapat langsung ditransfer melalui ujung pena ke dalam reservoir.
Namun ada juga pena yang menggunakan kartrid. Kartrid adalah reservoir tinta yang dapat dilepas, sehingga bisa di isi di luar pena.
Perkembangan Fountain Pen
Jika Anda penggemar film Harry Potter, Anda pasti pernah melihat Harry menggunakan pena bulu dan mencelupkan ujung pena ke dalam botol tinta. Dahulu, pena bulu dipakai untuk menulis.
Menurut Qadi al Nu’man al Tamimi dalam kitabnya al Majalis wa ‘l musayarat, khalifah Fatimiyah, Al Mu’izz di Mesir meminta dibuatkan pena yang tidak akan membuat tangan atau pakaiannya ternoda oleh tinta.
Beliau kemudian diberi pena yang menahan tinta di reservoir, yang memunngkinkannya untuk dipegang terbalik tanpa bocor.
Pena ini kemudian tersedia di Eropa di abad ke-17. Penemu Jerman, Daniel Schwenter dalam sebuah majalah tahun 1636, Deliciae Physico-Mathermaticae, menggambarkan sebuah pena yang terbuat dari dua pena bulu.
Satu pena bulu berfungsi sebagai reservoir untu tinta di dalam pena bulu lainnya. Tinta disegel di dalam pena dengan gabus. Tinta diperas melalui lubang kecil ke titik penulisan.
Samuel Pepys, menyebut pena logam “to carry ink” (membawa tinta). Tercatat sejarawan Maryland Hester Dorsey Richardson (1862-1933) mendokumentasikan referensi “tiga pena perak, berharga 15 shilling” di Inggris di masa pemerintahan Charles II. Di awal abad ke 18, pena seperti itu sudah dikenal sebagai fountain pen.
Perkembangan pena ini melambat hingga pertengahan abad 19. Karena pemahaman yang tidak sempurna tentang mekanisme pengoperasian pena. Hal ini disebabkan sebagian besar tinta sangat korosif dan penuh endapan.
Alat Tulis Khusus
Fountain Pen memiliki ciri yang sangat khas, yakni mata pena yang tajam, seperti mata anak panah. Paten pertama di Inggris untuk fountain pen dikabarkan pada Mei 1809 oleh Frederick Folsch.
Paten John Scheffer di tahun 1819 adalah desain pertama untuk komersial dengan penografik. John Jacob parker mematenkan pengisi otomatis dengan pistom yang dioperasikan dengan sekrup pada 1832.
Di zaman sekarang, fountain pen tidak dipakai secara umum. Namun hanya untuk keperluan tertentu seperti menulis dokumen penting, piagam, hingga ijazah. Tak ayal, pulpen satu ini juga dianggap sebagai simbol status dan dijadikan sebagai koleksi barang antik atau klasik.
Dijadikan Souvenir Pulpen
Di era modern, pena celup sudah jarang digunakan seiring ditemukannya bolpoin. Meski begitu, pena celup maupun fountain pen masih dihargai oleh seniman-seniman, karena hasil goresan tintanya yang bisa menebal dan menipis.
Beberapa produsen seperti Montblanc, Graf von Faber-Castell dan Visconti, menggambarkan fountain pen sebagai barang koleksi atau simbol status.
Tak hanya fountain pen, pulpen lain pun saat ini banyak yang dijadikan sebagai barang koleksi. Tak jarang juga menjadikan bolpoin sebagai souvenir pulpen, terutama sebagai media promosi.
Ada beragam bolpoin yang cocok dijadikan sebagai souvenir pulpen. Mahada Indonesia menyediakan bolpoin untuk kebutuhan souvenir promosi. Hubungi kami segera untuk pemesanan.(*)
