Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tidak lain sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selain berbicara, manusia melakukan komunikasi dengan cara menulis. Menulis sendiri merupakan manifestasi fisik dari bahasa lisan dan secara tidak disadari telah menjadi kebutuhan manusia yang abadi.
Dilansir dari Ancient History Encyclopedia, seperti yang dikutip dari media kompas, kegiatan menulis sudah dilakukan sejak dahulu kala.
Tulisan Pertama Oleh Bangsa Sumeria
Hal tersebut dibuktikan dari lukisan gua pada periode manusia Cro-Magnon, yang mana menggambarkan kehidupan sehari-hari. Periode tersebut terjadi sekitar 50.000 – 30.000 Sebelum Masehi.
Sekitar 3.500 – 3000 tahun Sebelum Masehi, bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa yang pertama kali menciptakan tulisan. Tulisan tersebut ditujukan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang diperlukan dalam perdagangan.
Pictographs atau piktograf adalah bentuk tulisan paling awal yang ditemukan. Tulisan piktograf ini berupa symbol-simbol yang mewakili objek.
Tulisan simbol-simbol tersebut membantu dalam mengingat apa saja yang dibeli dan apa yang telah dikirim. Tak hanya itu, tulisan bangsa Sumeria tersebut digunakan sebagai catatan berapa banyak barang yang diperlukan, jenis barang yang dibeli atau dijual.
Bahkan, tulisan oleh bangsa Sumeria juga digunakan dalam mencatat berapa banyak domba yang diperlukan untuk acara keagamaan.
Abjad Fenesia mengawali perkembangan tulisan zaman kuno. Abjad ini membuat menulis jadi lebih mudah dan lebih dimengerti.
Kemudian abjad berkembang ke penjuru Mediterania, dengan menyesuaikan budaya setempat. Dari sana lalu muncul penulisan Yunani, Latin, Ibrani, Arab dan Sansekerta.
Penuhi Kebutuhan Komunikasi Antar Personal dengan Souvenir Pulpen
Untuk mewujudkan sebuah tulisan, tentu diperlukan alat. Alat tulis menulis pun beragam, mulai dari tanah liat, buluh bambu runcing, hingga muncul pena, kertas dan perkamen.
Hingga di era teknologi digital seperti sekarang, tulis menulis masih menjadi kebutuhan. Meski tulisan berkembang secara digital, kebutuhan menulis dengan tangan, menggunakan pulpen dan kertas, masih tetap berlaku.
Kebutuhan menulis konvensional, baik dengan pulpen tinta, pensil, spidol atau yang lainnya, masih terus berlanjut. Karena menulis sendiri adalah wujud dari pikiran dan perasaan individu serta budaya.
Menulis dengan pulpen pun terus dibutuhkan, sebagai bentuk keotentikan atau keaslian suatu dokumen.
Pulpen dengan beragam macam jenisnya, akan tetap dibutuhkan, selama manusia mau melestarikan pengalaman pada generasi mendatang.
Bagi Anda yang ingin menjadikan pulpen sebagai souvenir, bisa menghubungi Mahada Indonesia. Rencanakan dan custom souvenir pulpen Anda bersama kami segera.(*)